Isu gizi merupakan masalah nasional yang hanya bisa diatasi melalui kerja sama antar berbagai pemangku kepentingan. Ini harus menjadi perhatian, karena Indonesia harus terus menumbuhkan daya saing sumber daya manusia yang bisa bersaing di tingkat regional dan global.
Subdit PPN / Kepala Bappenas, Masyarakat dan Budaya, Subandi Sardjoko, menyatakan bahwa beban gizi ganda merupakan tantangan bagi sumber daya manusia Indonesia. Tantangan ini bisa muncul dalam berbagai tahap siklus hidup dan sangat berpengaruh bagi daya saing bangsa Indonesia.
Misalnya, dampak masalah gizi pada usia dini tidak terbatas pada status gizi anak saat itu saja, seperti anak-anak dengan tubuh pendek, anak obesitas, atau anak-anak kurang gizi. Dampak ini akan dikaitkan dengan risiko intelijen yang lebih rendah dan risiko penyakit yang tidak dapat dikomunikasikan saat anak tersebut berada di masa dewasa.
"Oleh karena itu, ketersediaan sumber makanan dan gizi yang terjangkau akan sangat membantu masyarakat untuk meningkatkan kualitas nutrisinya," kata Subandi kepada Republika.co.id di Jakarta. Menurutnya, tersedianya produk makanan bernutrisi yang baik dengan harga terjangkau akan sangat membantu mayoritas masyarakat di tengah daya beli yang terbatas.
Dipercaya bahwa memperbaiki gizi masyarakat melalui asupan gizi yang terjangkau efektif dalam meningkatkan dan memelihara Indeks Pembangunan Manusia (MPI) di Indonesia, yang baru memasuki kategori tinggi. Pada bulan April 2017, Biro Pusat Statistik menerbitkan IPM Indonesia pada tahun 2016 dari 70,18 atau meningkat 0,63 poin dibandingkan tahun sebelumnya.
Sementara itu, Ahmad Syafiq, ketua Pusat Gizi dan Kesehatan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), menambahkan, salah satu sumber nutrisi penting bagi masyarakat adalah susu. Ketersediaan susu yang terjangkau akan sangat membantu memperbaiki gizi masyarakat secara besar-besaran.
Ia menjelaskan, susu menjadi salah satu produk nutrisi yang bisa menghasilkan energi untuk bisa bertahan. Jalur metabolisme ditentukan oleh nutrisi yang dijelaskan untuk menghasilkan energi itu. "Energi ini dibutuhkan tubuh untuk menghasilkan protein baru, asam nukleat, DNA dan lainnya," kata Ahmad.
Namun, sama seperti produk yang mengandung gula lainnya yang notabene merupakan sumber energi, konsumsi susu oleh masyarakat harus diimbangi dengan gaya hidup sehat. Misalnya dengan rajin berolahraga, menjaga kebersihan dan menjaga berat badan ideal.
Ahmad Syafiq, ketua Koperasi Susu Indonesia, menambahkan bahwa masyarakat modern saat ini tidak hanya menyajikan susu segar sebagai salah satu produknya. "Sejumlah produk susu segar seperti mentega, yogurt, es krim, keju, susu kental manis, susu bubuk juga bisa menjadi pilihan konsumen," katanya www.serbaserbimanfaat.com .